Kisah nyata yang menjengkelkan namun menggelikan ini dialami oleh
Gendhuk Nicole, mahasiswi sebuah universitas swasta di Solo, belum lama
ini. Saat akan pulang ke rumahnya, di daerah Sambi, Boyolali, Gendhuk
naik bus dari Kartasura. Ndilalah waktu itu bus sudah dipenuhi penumpang. Gendhuk mulai tengok kiri-kanan mencari tempat duduk yang kosong.
Tiba-tiba ada seorang pria paro baya berteriak memanggilnya. “Mbak Cempluk, Mbak Cempluk…! Kene hlo, lungguh jejerku kene! Iki wis tak bayari sisan,” katanya sambil menyerahkan uang kepada kondektur.
Dengan terpaksa Gendhuk Nicole duduk di samping pria tak dikenalnya
tadi karena memang di situlah satu-satunya tempat duduk yang kosong.
Setelah duduk, Gendhuk pun langsung memberikan klarifikasi kepada pria
itu, “Nuwun sewu, Pak, nami kula sanes Cempluk. Kula Gendhuk, Pak.”
Mendengar ucapan itu, pria tadi menyahut, “Wis ta, rasah ngeyel, aku ngerti, njenengan ki rak bojone Mas Tom Gembus ta?”
“Sanes Pak, kula niki dereng ningkah,” jawab Gendhuk Nicole ngeyel.
“Halah, rasah ngapusi. Karo tangga kampung kok ndadak ngapusi. Aku ki ya arep mulih nyang Simo,” ujar pria tersebut. Gendhuk hanya manggut-manggut saja, tidak menanggapi.
Sampai di daerah Sambi, Gendhuk langsung beranjak dari tempat
duduknya sambil berpamitan kepada pria yang telah membayari ongkos
busnya itu. “Mangga Pak, kula mandhap mriki. Griya kula wonten Sambi kok, Pak.”
“Wooo, jebul aku iki mau kleru ta?” ujar pria itu sambil garuk-garuk kepala.
“Nggih, Pak, kleru tur buanget…” ucap Gendhuk sambil tersenyum.
Kontan para penumpang lain pada ngguyu ngakak mendengar perdebatan Gendhuk Nicole dengan pria yang sok akrab tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar