Selasa, 16 Juli 2013

Tak Pernah Akur

Julaikah sedang membangga-banggakan keluarganya yang memang keluarga tentara.
Julaikah (bangga) :”Buyutku berperang melawan Belanda, Kakekku berperang
melawan Timor Leste, Fretilin. Dan ayahku berperang melawan
orang Papua, OPM.” 
Sruntul (kalem) :”Kayaknya keluargamu tidak pernah akur dengan orang lain
deh….!”
Julaikah  : “Asem…..”

Harus Berijazah S1

Pada suatu hari Jon Koplo mengunjungi  temannya yang telah terpilih menjadi
seorang ketua dewan dan Jon Koplo minta tolong dicarikan pekerjaan.

“Mbus, aku membutuhkan pertolonganmu untuk  dapat pekerjaan, tetapi aku tidak lulus
SMA.” Kata Jon Koplo pada Tom Gembus, temannya yang anggota dewan.
“apakah kau anggota partai?” kata Tom Gembus.
“ya tentu saja..” jawab Jon Koplo
“Oke, kau bisa jadi anggota dewan, gajimu 30juta sebulan.” kata Tom Gembus.
“Jangan, berikan aku jabatan yang tidak sepenting itu.” kata Jon Koplo.
“Baiklah kalau begitu, kau akan aku tunjuk menjadi direktur perusahaan Negara, gajimu
20juta sebulan.” Kata Tom Gembus lagi.
“Itu masih terlalu penting untukku, jangan sepenting itu.” Tolak Jon Koplo lagi.
“Baiklah, kamu akan aku angkat sebagai kepala bagian dan statusmu pegawai negeri
dengan gaji 15juta sebulan.” Kata Tom Gembus sambil menghisap cerutunya
“Wah, itu masih terlalu tinggi, mungkin kamu bisa mengangkatku menjadi seorang
tukang ketik saja di kelurahan dengan gaji  500ribu perbulan.” kata Jon Koplo
penuh harap.
“Wah… tidak bisa itu…!!!” kata Tom Gembus dengan muka serius, “untuk menjadi macam
tukang ketik di kelurahan, minimal kau harus punya ijazah S1…!”

Senin, 15 Juli 2013

Minum Obat

Pada bulan puasa Jon Koplo lagi mengajar les kepada anak-anak muridnya. Ndilalah dheweke puyeng alias sakit kepala. Jon Koplo lalu minum Bodrex.
"Pak Jon Koplo gak puasa ya," kata salah seorang muurid.
"Bapak lagi halangan ya...!" kata murid lainnya.
"Sepertinya Bapak lagi sakit, " kata murid yang duduk di belakang.
"Ini bulan puasa, kenapa bapak minum obat?" kata murid yang duduk di depan.
"Itulah hebatnya Bodrex, bisa diminum kapan saja," jawab Jon Koplo.

Kamis, 11 Juli 2013

Persaingan Ketat

Darmo Munyuk membuka usaha toko pakaian. Suatu ketika Darmo Munyuk kaget ketika seorang saingan baru, membuka toko di sebelah kirinya.
Sebuah spanduk besar telah dipasang dengan tulisan "PAKAIAN IMPORT"
Darmo Munyuk bermasalah untuk kedua kalinya ketika pesaing lain menyewa gedung di sebelah kanannya, dan mendirikan spanduk yang jauh lebih besar dengan tulisan "HARGA TERMURAH"

Darmo Munyuk benar-benar depresi, namun keesokan harinya, Darmo Munyuk datang dengan sebuah ide yang cemerlang.
Darmo Munyuk tidak mau kalah, dia memasang spanduk yang lebih besar dari kedua pesaingnya di tokonya sendiri..... Dengan tulisan... "MASUKNYA LEWAT SINI"

Telat Bali

Saropah dengan tidak sabar menunggu kepulangan Sruntul, anak lelakinya. Suntul seharusnya sudah pulang sekolah setengah jam yang lalu. Tak lama kemudian Sruntul pulang.

"Ngopo kowe telat bali?" tanya Saropah. "Opo ono pelajaran tambahan?"
"Ora buk.... aku mandek neng dalan," sahutnya.
"Lha keneng ngopo?"
"Ono embah kelangan duwit rongpuluh ewu."
"Oh, dadi kowe telat amargo nulung mbahe kuwi nggoleki duwit sing ilang mau? Pancen apikan tenan anaku siji iki...!"
"Ora buk, ora koyo ngono," bantah Sruntul.
"Aku ora obah setengah jam amargo ngidak duwit mbahe. Aku ngenteni mbahe lungo, kekeselen nggoleki duwite...!"
Saropah : "Swempruooll!!"

3 Orang Tes CPNS

Suatu hari, si A, B, dan C datang ke kantor untuk mengikuti tes CPNS. Hari itu materinya wawancara lisan. Satu persatu mereka dipanggil pewawancara.

Si A memasuki ruangan.
Pewawancara : "berapa 100 ditambah 100?"
Si A                : "250, Pak"
Pewawancara : "Maaf, anda tidak diterima. Alasannya, anda bermental korupsi."
Si A keluar ruangan

Si B memasuki ruangan.
Pewawancara : "berapa 100 ditambah seratus ?"
Si B                : "150, Pak."
Pewawancara : "Maaf anda tidak diterima. Alasannya, anda merugikan Negara."
Si B keluar ruangan

Si C memasuki ruangan.
Pewawancara : "berapa 100 ditambah 100?"
Si C                : "Terserah bapak. Saya siap melaksanakan."
Pewawancara : "OK! Anda diterima sebagai PNS! Alasannya, Anda penuh pengertian."

Telah Bertunangan

Sruntul tak bisa tidur malam itu. Dia pun minta didongengi oleh Darmo Munyuk bapaknya. Begini ceritanya :
Ada seorang cowok namanya SONY. Dia jatuh cinta sama cewek yang mempesona bernama NOKIA. SONY pun berniat untuk mengajak NOKIA pergi. Namun dia dihadang oleh dua orang bersaudara MOTO dan ROLA. SONY pun mengadu kepada kakaknya SAMSUNG. Dengan bantuan kakaknya SONY akhirnya bisa menyatakan cinta pada NOKIA. Tapi sayang ternyata NOKIA telah bertunangan dengan BLACKBERRY. MOTO dan ROLA pub berkata pada SONY, " NEXIAAAAAAAN deh lu." Sruntul langsung ngorok saat itu juga

PSK Istimewa

GARA-GARA dollar harganya ngga karu-karuan, menjadikan si Ucok OKB (orang kaya baru). Maklum kebon kopi dia seabreg-abreg, mana harga kopi lagi bagus-bagusnya. Sehabis panen, dia pengin memanjakan diri, pergi ke lakarta. Nggak lupa bawa Darmo Munyuk, centeng kesayangannya. Sesampai di lakarta, dia menginap di hotel bintang lima. Giliran mau makan dipanggilnya si centeng. Ucok :"He Darmo Munyuk....aku pengen makan nasi goreng... Darmo Munyuk : " Siap bos..." Ucok :"Eh... jangan lupa yang istimewa." Darmo Munyuk : "Istimewa gimana bos?" Ucok : 'Istimewa tu artinva pakai telor dua." Darmo Munyuk pun segera pergi membeli pesanan si bos. Agak siangan dikit perut si Ucok berasa lapar lagi. Ucok :"Darmo Munyuk siang-siang begini enaknya makan mie goreng nihh..Jangan lupa yang Istimewa." Darmo Munyuk :"beres boss." Darmo munyuk pun segera pergi membeli pesanan si bos. Malam hariya, karena AC hotel yang kelewat dingin, giliran barang si Ucok yang minta jatah. Ucok :"Darmo Munyuk aku pengen wanita penghibur, carikan aku cewek dong. Jangan lupa yang istimewa ya...
Darmo Munyuk pun segera ngacir nyari pesenan si bos
Ketika akan "hohohiehe" si Ucok teriak : " He Darmo Munyuk kesini kau ....Berengsek kau. Aku minta cewek yang istimewa kenapa kau kasih aku bencong?!! Darmo Munyuk : "Lha kan sesuai pesanan si bos, istimewa, telornya dua

Ngga Sampai Ngelupas


Saropah sudah sebulan jadi pembantu di sebuah rumah milik seorang pejabat. Suatu pagi Saropah menemukan sesuatu yang dianggapnya aneh. Saropah langsung berlari menemui sang nyonya majikan yang lagi nyantai di pinggir kolam. Tanpa babibu Saropah langsung bertanya Saropah:"Nyonya ini apa?(sambil memperlihatkan barang yang didapatnya)" Nyonya:"Dasar orang kampung...itu namanya kondom, Biasanya alat untuk begituan???" Saropah: (dengan lugunya menjawab), tapi nyonya saya kalau begituan sama suami saya nggak sampai ngelupas begini nyonya..' Nyonya:"#@#$??????"

Rabu, 10 Juli 2013

Gara-gara Alarm

Lady Cempluk adalah seorang mahasiswi yang taat menjalankan ibadah agama, termasuk berpuasa. Ceritanya, Cempluk hendak puasa sunnah di hari Kamis. Malam sebelumnya, sesudah mengikuti acara di kampus sampai larut malam, Cempluk pun meminta ibunya menyiapkan sahur untuk besok.
“Bu, besok kulo puasa, takseh wonten lauk kan?”, tanya Cempluk pada Jeng Janeth, ibunya.
“Iyo nduk, kae wes ibu siapke. Sahur dewe ya?”, jawab Janeth.
Cempluk pun beranjak ke kamar dan tak lupa nyetel alarm jam tiga dini hari agar bisa bangun. Alarm Cempluk pun berbunyi jam tiga, namun karena saking capek habis berkegiatan di kampus seharian, Cempluk cuma ngolat-ngolet ngunjukke selimutnya dan tambah angler.
“Waduh, suara bayi neng ndi kae?” batin Janeth yang mendengar suara bayi oek-oek. “Pak…pak…kok ono suara bayi kae neng ndi?” ujar Janeth sambil ngoglek-ngoglek Mas Behi, suaminya.
“Jangan-jangan ono bayi dibuang wong tuane pak,” duga Janeth tambah deg-degan.
Mas behi yang juga mendengar suara tangis yang semakin kencang juga tambah penasaran.
“Yawes, ayo diluru bu suara kuwi soko ndi,” ungkap Mas Behi.
Mereka pun langsung menuju teras rumah, namun tak menemukan arah suara tersebut. Akhirnya mereka mencari ke samping rumah, namun gak ketemu juga.
“Bu, suarane kok soko kamare Cempluk,” ujar Mas Behi kaget. “Yawes, ayo digugah bocahe pak”, jawab janeth.
“Nduk, Cempluk, tangi nduk. Ono bayi dibuang wong tuane,” teriak Janeth sambil nggedor pintu.
Cempluk pun bangun gragapan karena kaget. “Bayi nopo tho bu, niki lho suara alarm ponsel kulo,” jawab cempluk sambil pringas-pringis.
“Oalah nduk, tak kiro ono bayi dibuang. Biasane alarmmu gak kuwi bunyine je,” ujar Janeth.

Dikira SPG

Saat masih duduk di bangku SMK, Jeng Janeth dan teman-temannya study tour ke sebuah SMK di Bandung.

“Anak-anak, jangan lupa besok bawa kaos seragam kita yang baru. Karena kunjungan pertama besok ke SMK terbaik di Kota Bandung, kita harus tampil yang baik”, pesan Mas Behi, guru sekolah Janeth.

Setelah sampai, rombongan berangkat menuju SMK. Sesampainya di sana, acara berlangsung sekitar 2 jam. “Aduh, inyong wes gak sabar pengen belanja neng Cibaduyut dan Cihampelas,” bisik Janeth pada Lady Cempluk, temannya.

Akhirnya acara itupun selesai. “Anak-anak, acara selanjutnya adalah jalan-jalan. Ingat, waktu kalian 3 jam. Setelah itu, kumpul lagi di bus. Oke?” ujar Mas Behi.

“Eh jeng, kita ganti baju dimana ini? Masak pake seragam?” tanya cempluk ketika turun dari bus. “Mengko golek toilet lah Pluk, tenang bae,” jawab Janeth.

Namun karena asyik lihat ke sana ke mari, mereka lupa ganti baju, hingga mereka sampai di sebuah toko pakaian, Cempluk ingin mencoba sebuah baju. “Jeng, tunggu ngarep kene ya, aku meh nyoba baju sek. Nitip tasku,” ujar Cempluk menuju kamar ganti.

Jeng Janeth berdiri di dekat kamar ganti, dan tiba-tiba… “Mbak, celana nomor 35 ada gak,” tanya John Koplo, seorang pembeli pada Jeng Janeth.
Mak jegagik!!!!
“Aduh, ngapunten mas, saya bukan SPG-nya. Saya juga pembeli di sini. Itu SPG-nya,” jawab Janeth sambil menunjuk seorang SPG.
“Walah, saya kira SPG. Habis banyak yang pake seragam yang sama,” ungkap Koplo sambil cekikikan.
“Duh, gara-gara pake seragam ini, dikira SPG,” batin Janeth.

Puasa, Tapi Ngopi

Kanggo tamba kempong lan ngantuk, Juned numpak motor kliling Sumber, Ibukota Kabupaten Cirebon kang durung suwe olih Adipura.
Weruh Dulkamid lagi nongkrong ning Koprasi Tunas Kencana, deweke langsung ngupai weruh ning Salamah, rabie Dulkamid.
"Yu, Mama Kamid lagi ngopi ning koprasi."
"Waduh, kurang ajar, kita pegel-pegel masak opor ayam kanggo saur, sekien malah ngopi karo njabur, awas yen balik tek banjur!"
Ora suwe Dulkamid balik. Salamah langsung nyewoti lakie. "Ma isin beli anak wis gedhe-gedhe tapi kelakuan masih kaya ABG...!"
"Maksude Mimi kepriben?"
"Jare mau ngopi ning koprasi."
"Astaghfirullah Mi....., iya Mama ngopi, tapi ngopi sertipikat tanah, bli nginum kopi, kih fotokopiane...! Jare Dulkamid mbari mbanting map isie fotokopian.
"Hah, bukat kuh nginum kopi. Pangapura ya Ma....," Salamah ngrasa salah.

Kleru Tur Banget

Kisah nyata yang menjengkelkan namun menggelikan ini dialami oleh Gendhuk Nicole, mahasiswi sebuah universitas swasta di Solo, belum lama ini. Saat akan pulang ke rumahnya, di daerah Sambi, Boyolali, Gendhuk naik bus dari Kartasura. Ndilalah waktu itu bus sudah dipenuhi penumpang. Gendhuk mulai tengok kiri-kanan mencari tempat duduk yang kosong.
Tiba-tiba ada seorang pria paro baya berteriak memanggilnya. “Mbak Cempluk, Mbak Cempluk…! Kene hlo, lungguh jejerku kene! Iki wis tak bayari sisan,” katanya sambil menyerahkan uang kepada kondektur.

Dengan terpaksa Gendhuk Nicole duduk di samping pria tak dikenalnya tadi karena memang di situlah satu-satunya tempat duduk yang kosong. Setelah duduk, Gendhuk pun langsung memberikan klarifikasi kepada pria itu, “Nuwun sewu, Pak, nami kula sanes Cempluk. Kula Gendhuk, Pak.”
Mendengar ucapan itu, pria tadi menyahut, “Wis ta, rasah ngeyel, aku ngerti, njenengan ki rak bojone Mas Tom Gembus ta?”
“Sanes Pak, kula niki dereng ningkah,” jawab Gendhuk Nicole ngeyel.
“Halah, rasah ngapusi. Karo tangga kampung kok ndadak ngapusi. Aku ki ya arep mulih nyang Simo,” ujar pria tersebut. Gendhuk hanya manggut-manggut saja, tidak menanggapi.
Sampai di daerah Sambi, Gendhuk langsung beranjak dari tempat duduknya sambil berpamitan kepada pria yang telah membayari ongkos busnya itu. “Mangga Pak, kula mandhap mriki. Griya kula wonten Sambi kok, Pak.”
“Wooo, jebul aku iki mau kleru ta?” ujar pria itu sambil garuk-garuk kepala.
“Nggih, Pak, kleru tur buanget…” ucap Gendhuk sambil tersenyum.
Kontan para penumpang lain pada ngguyu ngakak mendengar perdebatan Gendhuk Nicole dengan pria yang sok akrab tadi.

Darmo Munyuk

Saat itu Darmo Munyuk masih bujang dan jadi  aktivis kampung. Suatu hari Darmo Munyuk, Karto Wedus dan Parno Celeng beserta para pemuda jomblo lainnya berdemonstrasi di depan gedung DPR. Dalam orasinya Darmo Munyuk ngomong,

“Bapak Ibu yang terhormat, kami menerima jika anda membungkam aspirasi kami dengan kepentingan politik.

Kami memahami jika anda memiskinkan kami dengan kenaikan BBM.

Tapi kami sangat tidak menerima jika anda melegalkan pernikahan sejenis, itu sangat merugikan kami.

Tanpa adanya pernikahan sejenis saja kami masih JOMBLO, apalagi kalau ada, maka kami semakin tidak kebagian. Dengarlah jeritan hati kami...!”

Gambar Wong Ibadah

Misbo oli tugas sing Guru Lamsijan kongkon ngumpulaken kliping wong sing lagi beribadah puasa.
"Anak-anak, kliping gambar atawa poto wong sing lagi ibadah puasa. Tugas mau dikumpulaken minggu arep, " jare Lamsijan.
Let seminggu, rupane Misbo klalen yen deweke oli tugas sing Guru Lamsijan.
"Ayo anak-anak klipinge dikumpulaken, " jare Lamsijan.
Misbo klabakan. Ahire jukut poto deweke sing tas terus ditempel ning kertas bari dipai judul, "Tugas Kliping Poto Wong Beribadah".
Lamsijan mriksa tugas murid-muride. Pas mriksa dake Misbo Lamsijan sewot.
"Apa maksude sira nempel poto dewek ning tugas kliping?" takon Lamsijan.
"Iku gambar wong lagi beribadah Pak Guru. Sekien kan wulan puasa," jawab Misbo.

Salah Masuk Bioskop

Siapa bilang santri tidak boleh nonton bioskop? Beberapa waktu lalu ketika gedung bioskop memutar film sejarah salah satu kiai besar negeri ini, Jon Koplo seorang santri yang tinggal di Karanganyar ini tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bersama teman-teman santri lainnya, Koplo ngacir menuju salah satu mal yang megah di Solo.

Namanya juga wong ndesa, seumur-umur baru kali ini Koplo mencicipi nikmatnya duduk di depan layar lebar yang full AC. Sayangnya, karena kenikmatan itulah di sela-sela pertunjukan, Koplo jadi kebelet pipis.
Mbus, aku pengin pipis. Kolahe ngendi ya?” tanya Koplo kepada salah satu temannya, Tom Gembus.
Kae hlo, lawang tulisane “exit” sing murup abang, jawab Gembus. Koplo pun langsung keluar mencari keberadaan toilet.

Beberapa menit berlalu. Setelah lega mengeluarkan zat cairnya, Koplo pun keluar dari toilet dan mencari pintu exit yang tadi. Tapi alangkah kagetnya Koplo ketika masuk bioskop… “Horok! Penontone kok dadi mbludak? Padahal tadi cuma separuhnya saja,” Koplo gemremeng sendiri sambil meninggalkan ruang bioskop dan segera meng-SMS Gembus. “Mbus, kursine kok dadi kebak? Kowe metua sik wae.”

Tak lama kemudian keluarlah Tom Gembus, namun njedhul-nya lewat pintu yang satunya. Gembus sudah mengira kalau Koplo pasti salah masuk bioskop karena ada 4 pintu keluar yang berarti ada 4 gedung bioskop.

“Mau pindah bioskop ya, Mas?” goda Gembus dengan wajah ngampet ngguyu.
Asem-ik, ana kanca salah malah diguyu,” jawab Koplo kisinan.
Ternyata Jon Koplo tadi salah masuk ke ruang bioskop yang memutar film penyanyi-penyanyi junior yang penontonnya mbludak.

Bingkisan Plus Iklan

Tom Gembus, seorang mubalig terkenal di Sukoharjo, beberapa waktu lalu diaturi Lady Cempluk yang tinggal di Kartasura untuk mengisi ular-ular dan pembacaan doa pada pernikahan anaknya yang bernama Gendhuk Nicole.

Singkat kata, acara pernikahan pun berjalan lancar. Lady Cempluk merasa puas dengan nasihat dan doa Tom Gembus kepada mempelai berdua.
Keesokan harinya, Lady Cempluk berbelanja roti ter-ter sebagai bingkisan untuk semua pihak yang telah membantu. Khusus untuk Tom Gembus, bingkisan itu diselipi amplop berisi uang. Semua bingkisan pun diantar ke alamat masing-masing, kecuali bagian Tom Gembus yang belum karena sudah sore dan hujan. Akhirnya bingkisan itu dibawa pulang lagi.

Celakanya, adik Gendhuk Nicole yang bernama Jon Koplo mengetahui isi bingkisan itu. Dengan diam-diam, cah nylinthis itu mengambil amplop berisi uang itu. Karena takut terbongkar, dengan “kreatif”-nya Koplo mencari amplop kosong untuk mengganti amplop yang tadi telah disobek dan diambil isinya. Sayang, Koplo tidak menemukan amplop pengganti. Tak kurang akal, ia  pun mengambil selembar kertas di meja dan melipatnya seperti ukuran amplop dan memasukkan ke dalam bingkisan.

Esok harinya, Cempluk sudah bertamu ke rumah Tom Gembus untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan bingkisan. Setelah merasa cukup, Cempluk pun pulang.

Sepeninggal Cempluk, Gembus membuka bingkisan, dan menemukan sebuah kertas berukuran amplop. Setelah dibuka, eee, ternyata hanya selembar kertas selebaran bertuliskan “Kredit Sepeda Motor Murah, Bunga Ringan”. Tom Gembus langsung tertawa. “Eeealah.. malah kon kridhit montor…!”
Sayangnya, sampai sekarang kesalahpahaman itu tak terkonfirmasi.