Selasa, 29 Oktober 2013

Hidup bukanlah sebuah DVD PLAYER

Mungkin kisah ini mempunyai kemiripan dengan kisah-kisah lain, tetapi dari kisah ini semoga bisa diambil hikmah bagi kita semua.

Silahkan menikmati. Cerita ini katanya adalah “kisah nyata” yang pernah terjadi di Amerika. Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.

Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari-jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal.

Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut. Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, “Papa, aku minta maaf tentang trukmu.” Kemudian, ia bertanya, “Tetapi kapan jari- jariku akan tumbuh kembali?”

Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas! Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai.

Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.

Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya Waktu tidak dapat kembali….

Hidup bukanlah sebuah DVD PLAYER, yang dapat di-Backward dan Forward…

Jumat, 25 Oktober 2013

Jebul Anake

Lady Cempluk, siswi SMA 2 Sukoharjo ini memang hobi ngrasani. Suatu hari Cempluk sedang nggosip tentang guru geografi yang baru dikenalnya itu.

“Nduk, Pak Gembus kae jane isoh mulang apa ora ya? Mosok guru kok ra isoh itung-itungan,” curhat Cempluk pada Genduk Nicole yang juga hobi nggosip.

Iya, Pluk. Mosok angger enek itungan takok muride” timpal Nicole. Saat mereka berdua asyik bergosip tentang Pak Gembus, tiba-tiba Jon Koplo si ketua kelas yang kebetulan duduk di belakangnya memandang mereka dengan wajah sinis.

Cempluk pun segera berbisik kepada Gendhuk Nicole, “Nduk, kok Koplo ngulati awake dhewe terus ya? Po lagi ngerti cewek nggosip,” bisik Cempluk.

Sok’e awake dewe rame dadi diulatne. Wis rasah digagas,” timpal Nicole. Keduanya pun melanjutkan obrolan tentang Pak Gembus.

Ketika jam pelajaran geografi, Pak Gembus berhalangan hadir. Koplo pun kemudian maju di depan kelas menyampaikan informasi.

“Teman-teman, hari ini Pak Gembus, ayah saya berhalangan hadir karena sedang sakit. Tadi pagi beliau berpesan pada saya agar jam pelajaran ini diisi dengan mengerjakan LKS halaman 5. Nanti sehabis jam pelajaran LKS-nya bisa dikumpulkan,” kata Jon Koplo.

Mak prempeng, wajah Cempluk dan Nicole langsung abang ireng.
Woo, jebul Koplo anake Pak Gembus ta, mulo pas awake dewe ngrasani kae wonge gur ngulati ae,” bisik Gendhuk Nicole.

Iya, Nduk. Isin banget aku. Engko nek dikandakne Pak Gembus piye ya?” kata Cempluk panik sekaligus malu apalagi Jon Koplo juga melihat ke arahnya sambil senyum-senyum.

Keeseokan harinya, Lady Cempluk berpapasan dengan Pak Gembus. Dengan perasaan malu dan takut Cempuk pun menyapa, “Selamat pagi, Pak.”

“Eh, selamat pagi juga Mbak’e sing pinter dhewe,” jawab Pak Gembus sambil senyum.

Cempluk pun kaget dan langsung buru-buru menghindar. Ternyata Koplo sudah cerita ke ayahnya tentang obrolan Lady Cempluk dan Gendhuk Nicole.

Mulo nek ngrasani bapake jo nang ngarepe anake, Pluk.

Gara-gara Belajar Filsafat

Ini cerita tentang si Slamet belajar filsafat. Meski tak lulus SD dan hanya lulus Iqro Jilid 3 Slamet berusaha belajar filsafat. Bukan belajar dari buku namun dalam perbuatan sehari-hari. 
Dan dalam satu bulan terakhir ini Slamet doyan mabok, judi, dan maling. 

Akhirnya emaknya Ijah, bertanya .

Ijah : Met ... Emak malu sama kamu. Katanya belajar filsafat kehidupan tapi kenapa kelakuanmu bejat.

Slamet : Karena Slamet ingin hidup lebih lama, Mak.

Ijah : Apa? Hidup lebih lama? Orang itu hidupnya harus LURUS Met..... Gak kaya kamu bengkok sana-sini.

Slamet : Justru karena bengkok Slamet bisa panjang umur.

Ijah : Maksudmu? Coba jelasin.

Slamet : Begini Mak.... Emak tahu kan pohon bambu. Bambu yang LURUS itu pasti ditebang lebih dahulu dan MATI. Coba bambu yang bengkok gak ada yang mau menebang. Kan hidupnya lebih lama.

Ijah : ?????????????

Jumat, 18 Oktober 2013

Menang Undian

Jon Koplo semalam bercerita begini,
“Mbus tau ndak Pak Anu, tetangga rumah kita itu? Istrinya abis menang hadiah motor dari undian Bank XYZ lho..”

Tom Gembus setengah antusias menjawab, “Wah, motor apa? Emang tabungannya banyak ya?”

Koplo terkekeh, “Ya ndak nanya tho ya. Lha kamu punya tabungan di bank sana-sini itu pernah menang undian ndak?”

Lhaa… Saya terus jadi kepikiran deh.
Iya ya.. Kok saya ndak pernah menang undian macam begitu ya..
Hahaha..
Malah dulu pernah punya prasangka buruk kalau undian macam begitu itu palsu.
Jangan-jangan pemenangnya juga cuma rekaan semata.
Ah kok saya suka gitu sih ya.

Kamis, 17 Oktober 2013

Mari Memasak Dengan Silit..

Silit yang ini, sungguh anti lengket...
Silit yang ini, anti bakteri ....

Asal sering sering dibersihkan, ndak bakal bau kok.. Hwehe..
Halus permukaannya.. (halah..)
Menawan bentuknya.. (halaahh..)
Menggetarkan hati bila disentuh.. (halaaaaaaahhh....!!!!)
Mari ibu ibuuu... Silahkeeenn.. Kita masak pake Silit yaaa...
Silit yang ini, bisa kita buat masak dadar telor...

Silit yang ini, jelas buat nyimpen merica, garem, de es be..

Silit yang ini, ya buat makan tho..

Saya ndak tau ini Silit buat apa.. Saya ndak pinter masak..


Kalo yang ini silit siapa...

Mau liat Silit yang laennya, ibu ibu, bapak bapak..? Silahken dicek disini... dan disini juga Jangan ngelirik saya kayak gituh ah... Silit ini produk home-kitchen buatan Jerman lowh..

Senin, 07 Oktober 2013

Nggak Bisa Terbang Kok Protes


Untuk mengirit biaya. Darmo Munyuk naik pesawat yang paling murah ke rumah
pakdenya di Ambon. Ketika duduk di bangku pesawat Darmo Munyuk kaget melihat
burung beo terikat di bangku sebelahnya. Lalu Darmo Munyuk meminta kopi kepada
pramugari dan si beo menimpali, “dan bawakan saya whisky, bodoh.” Pramugari
datang membawa whisky, tapi ia lupa membawa kopi. Darmo Munyuk mengingatkan
pramugari mengenai kopi pesanannya, tapi lagi-lagi si beo menimpali, “dan bawakan
saya whisky, bodoh!” katanya sambil meminum habis whisky pertama. Pramugari
datang tergopoh- gopoh sambil membawa whisky, tapi tidak juga ingat membawa kopi.
Akhirnya, Darmo Munyuk tidak menahan emosinya. “aku sudah meminta kopi dua kali.
Ambilkan aku kopi sekarang juga, atau aku akan menendangmu mbak..!”
Kini baik Darmo Munyuk maupun si Beo diseret paksa ke pintu darurat dan siap
dilempar keluar oleh dua petugas bertubuh kekar. Tanpa menunggu si beo terjun ke
bawah, tapi sebelumnya ia berkata pada Darmo Munyuk sambil berkata, “Makanya
kalau tidak bisa terbang, jangan ikut-ikutan protes…!!”

Sampun Telas

Untuk menambah penghasilan keluarga. Saropah berinisiatif berjualan es dawet didepan rumahnya. Lumayanlah buat tambah uang jajan si Sruntul anaknya.

Suatu sore si Ginting Napitupulu, tetangga sebelah rumah yang asli Medan, pesan es dawet pada Saropah, “Pesan es dawet satu gelas mbak!”. “Sampun telas mas!” sapa Saropah ramah. “Haruslah itu…harus pakai gelas”.ujar si Ginting sambil cengengesan. “Mboten wonten mas!” kata Saropah sekali lagi. “Ya haruslah itu, harus pakai santan biar enak” “Edan!” Saropah mulai jengkel karena si Ginting tetap saja nggak mudeng. “Betul itu aku memang dari Medan!” “Sinting!” maki Saropah lagi. “Betul kata kau itu… namaku memang Ginting!!” Saropah :”@$#^!!!!!!!”.